Bagi pelaku usaha, khususnya penjual online, memahami cara menghitung break even point (BEP) bisnis online shop adalah langkah penting agar bisnis bisa berjalan dengan sehat dan terukur. Break Even Point atau titik impas adalah keadaan ketika total pendapatan sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Artinya, pada titik ini bisnis belum mendapatkan keuntungan, tetapi juga belum mengalami kerugian. Dengan mengetahui BEP, pemilik bisnis dapat menentukan target penjualan, strategi harga, dan arah pengembangan usaha dengan lebih tepat.
Dalam konteks toko online, perhitungan BEP memiliki tantangan tersendiri karena biaya yang dikeluarkan bisa berubah tergantung pada jumlah stok, platform pemasaran, promosi, hingga ongkos kirim. Oleh karena itu, memahami menghitung break even point (Bep) bisnis online secara akurat akan membantu pemilik usaha mengambil keputusan berdasarkan data, bukan hanya feeling atau tebakan.
Artikel ini akan membahas pengertian BEP, komponen biaya dalam bisnis online, langkah menghitung titik impas, sampai cara mengaplikasikannya dalam strategi penjualan sehari-hari.
Mengapa BEP Penting dalam Bisnis Online Shop?

Menjalankan bisnis online bukan sekadar menjual produk dan menunggu pembeli datang. Terdapat berbagai biaya dan risiko yang harus dijaga agar bisnis tidak merugi. Tanpa menghitung BEP, pelaku usaha berisiko menjual dengan harga yang kurang tepat atau menetapkan target penjualan yang tidak realistis.
Manfaat mengetahui BEP dalam bisnis online:
-
Mengetahui berapa banyak produk yang harus terjual agar modal kembali.
-
Membantu menentukan harga jual yang ideal.
-
Mengendalikan pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan.
-
Menjadi dasar perencanaan strategi marketing dan promosi.
-
Membantu mengukur kesehatan finansial bisnis.
Dengan mengetahui titik impas, pemilik usaha dapat bergerak dengan perhitungan yang jelas.
Komponen Biaya dalam Bisnis Online Shop
Untuk menghitung BEP, kita harus mengetahui jenis biaya yang ada dalam bisnis online. Secara umum biaya terbagi menjadi dua:
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah meskipun jumlah barang terjual bertambah atau berkurang.
Contohnya:
-
Biaya sewa tempat untuk penyimpanan barang.
-
Gaji karyawan tetap.
-
Biaya langganan aplikasi penjualan atau ERP.
-
Biaya produksi konten bulanan.
-
Biaya listrik dan internet yang stabil.
Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang berubah mengikuti jumlah produk yang dijual.
Contohnya:
-
Harga modal barang (HPP).
-
Ongkos packing (bubble wrap, kardus, plastik).
-
Ongkos admin marketplace yang dihitung per transaksi.
-
Biaya iklan Pay Per Click (jika dihitung per penjualan).
-
Diskon atau promo yang diberikan ke pelanggan.
Dengan memahami kedua jenis biaya ini, kita bisa mulai menghitung BEP dengan lebih mudah.
Rumus Dasar Menghitung Break Even Point (BEP)
Ada dua cara umum untuk menghitung BEP:
BEP dalam Unit (Jumlah Produk)
BEP Unit = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Hasil perhitungan ini menunjukkan jumlah produk yang harus terjual agar modal kembali.
BEP dalam Rupiah (Pendapatan)
BEP Rupiah = Total Biaya Tetap / (1 – (Biaya Variabel per Unit / Harga Jual per Unit))
Hasil ini menunjukkan total omset yang perlu dicapai untuk titik impas.
Kedua rumus ini sangat penting dalam cara menghitung break even point (BEP) bisnis online shop agar strategi penjualan tidak asal jalan.
Contoh Perhitungan BEP pada Bisnis Online
Misalkan Anda menjual tas handmade.
Rincian biaya:
-
Biaya tetap bulanan: Rp2.000.000 (gaji admin + sewa penyimpanan).
-
Modal per tas (biaya variabel): Rp50.000.
-
Ongkos packing dan admin marketplace per tas: Rp5.000.
-
Harga jual per tas: Rp100.000.
Hitung biaya variabel total per unit:
-
Rp50.000 + Rp5.000 = Rp55.000.
Hitung BEP Unit:
-
BEP = Rp2.000.000 / (Rp100.000 – Rp55.000)
-
BEP = Rp2.000.000 / Rp45.000
-
BEP = 44,44 unit.
Artinya, Anda harus menjual minimal 45 tas agar bisnis impas.
Hitung BEP Rupiah:
-
BEP = Rp2.000.000 / (1 – (Rp55.000 / Rp100.000))
-
BEP = Rp2.000.000 / (1 – 0,55)
-
BEP = Rp2.000.000 / 0,45
-
BEP = Rp4.444.444.
Artinya, omset bulanan minimal yang harus dicapai adalah sekitar Rp4,45 juta agar modal kembali.
Menentukan Harga Jual yang Tepat Berdasarkan BEP
Menjual terlalu murah dapat membuat bisnis sulit balik modal, tetapi menjual terlalu mahal berisiko kehilangan pelanggan. Oleh karena itu, setelah Anda menghitung break even point (Bep) bisnis online, lakukan evaluasi harga jual dengan mempertimbangkan:
-
Harga pasaran kompetitor.
-
Kualitas produk yang ditawarkan.
-
Nilai tambah seperti kemasan, bonus, atau layanan after-sales.
-
Target margin keuntungan yang realistis.
Penting untuk menyesuaikan harga secara berkala agar tetap kompetitif namun tetap menguntungkan.
Strategi Mencapai BEP Lebih Cepat
Mengetahui BEP saja tidak cukup, tetapi perlu strategi agar penjualan cepat mencapai titik impas.
Berikut strategi yang bisa diterapkan:
-
Tingkatkan kualitas foto dan copywriting produk.
-
Optimalkan penjualan melalui lebih dari satu marketplace.
-
Berikan opsi bundling agar pelanggan membeli lebih dari satu unit.
-
Tawarkan promo terbatas untuk mendorong pembelian cepat.
-
Manfaatkan konten media sosial untuk menaikkan engagement.
Jika promosi dilakukan tepat sasaran, kecepatan penjualan akan meningkat dan BEP akan tercapai lebih cepat.
Evaluasi BEP Secara Rutin
BEP tidak hanya dihitung sekali saja. Perhitungan ini harus dievaluasi secara berkala, terutama jika terjadi perubahan pada:
-
Harga modal barang.
-
Biaya iklan.
-
Strategi promosi.
-
Tren pasar.
-
Persaingan.
Dengan evaluasi yang teratur, bisnis dapat tetap adaptif dan tidak tertinggal.
Iklan Singkat
Ingin tetap tenang merawat kendaraan tanpa khawatir soal biaya?
Gadai BPKB kendaraan kamu di gadaibpkb.co.id — proses cepat, bunga ringan, dan aman terpercaya!


